Jumat, 09 Maret 2018

BUKIT SINYAL LONG PAKAQ


 
Di era modern saat ini, komunikasi semakin lancar dengan munculnya teknologi canggih seperti handphone. Dengan adanya alat komunikasi tersebut, maka jarak yang begitu jauh seakan tak menjadi penghalang lagi bagi siapa saja untuk berkomunikasi dengan orang lain. Akan tetapi, hal sebaliknya justru dialami dan dirasakan oleh peserta SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Teluar dan Tertinggal). Mereka yang ditempatkan di lokasi yang tidak ada sinyal harus bersabar dan membiasakan diri seakan hilang dari peradaban. Hehehe..

Wajha Syururah, S.Pd. dan Fitri Rahmadani Syamsu, S.Pd. perserta SM-3T penempatan Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Mereka sering disapa dengan nama akrab Jeje’ dan Fitri. Sejak pertama mengetahui tempat pengabdian nantinya  di SDN 007 Long Pakaq Baru, sudah terlintas dalam pikiran bahwa mereka akan mengalami keadaan seperti di atas yaitu hidup tanpa sinyal telepon seluler.

Sungguh kesabaran mereka diuji, bayangkan untuk berkomunikasi dengan orang tua di rumah, dua perempuan tangguh ini harus mendaki gunung yang jarak tempuh dari rumah kontrakan mereka lumayan jauh. Bagi mereka berdua, gunung itu sangat berharga karena sudah bisa menjadi tempat untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang jauh dari mereka terutama keluarga. Gunung tersebut adalah satu-satunya tempat yang ada sinyal telepon seluler. Meskipun demikian, handphone yang digunakan untuk berkomunikasi harus diletakkan diatas kayu penyangga agar sinyal bisa stabil.

Walaupun ditempatkan di daerah seperti itu,tidak menjadi penghalang bagi kedua ibu guru itu untuk terus mengabdi. Bagi mereka, keadaan seperti itu hanya akan berlangsung beberapa bulan saja. Dedikasi yang tulus merupakan hal yang terpenting guna memajukan pendidikan Indonesia.

Kedua peserta ini menaruh harapan besar bagi sekolah yang mereka tempati mengabdi selama setahun. “Harapanku terhadap sekolah ialah agar anak-anak murid saya bisa menjadi cerdas dan berguna bagi nusa dan bangsa. Guru-guru yang ada disini juga agar lebih peduli kebutuhan siswa akan pendidikan,” tutur Jeje’.“Sepeninggalanku, semoga siswa siswiku nantinya mampu membaca dan berhitung dengan lancar. Guru-gurunya dapat hadir tepat waktu, dan mengabdi setulusnya demi kemajuan pendidikan anak-anak ini," tambah Fitri.

//Humas Asrama PPG SM3T VI UNM//

Penulis: 
Noprianto Haran Juk

Editor  : 
Irmawati

Publikasi : 
Julhan Rongga
Rahmad Prabowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar