Di era modern saat ini,
komunikasi semakin lancar dengan munculnya teknologi canggih seperti handphone.
Dengan adanya alat komunikasi tersebut, maka jarak yang begitu jauh seakan tak
menjadi penghalang lagi bagi siapa saja untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Akan tetapi, hal sebaliknya justru dialami dan dirasakan oleh peserta SM-3T
(Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Teluar dan Tertinggal). Mereka yang
ditempatkan di lokasi yang tidak ada sinyal harus bersabar dan membiasakan diri
seakan hilang dari peradaban. Hehehe..
Wajha Syururah, S.Pd. dan Fitri
Rahmadani Syamsu, S.Pd. perserta SM-3T penempatan Kecamatan Long Pahangai,
Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Mereka sering disapa dengan
nama akrab Jeje’ dan Fitri. Sejak pertama mengetahui tempat pengabdian
nantinya di SDN 007 Long Pakaq Baru, sudah terlintas dalam pikiran bahwa
mereka akan mengalami keadaan seperti di atas yaitu hidup tanpa sinyal telepon
seluler.
Sungguh kesabaran mereka diuji,
bayangkan untuk berkomunikasi dengan orang tua di rumah, dua perempuan tangguh
ini harus mendaki gunung yang jarak tempuh dari rumah kontrakan mereka lumayan
jauh. Bagi mereka berdua, gunung itu sangat berharga karena sudah bisa menjadi
tempat untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang jauh dari mereka terutama
keluarga. Gunung tersebut adalah satu-satunya tempat yang ada sinyal telepon
seluler. Meskipun demikian, handphone yang digunakan untuk berkomunikasi harus
diletakkan diatas kayu penyangga agar sinyal bisa stabil.
Walaupun ditempatkan di daerah
seperti itu,tidak menjadi penghalang bagi kedua ibu guru itu untuk terus
mengabdi. Bagi mereka, keadaan seperti itu hanya akan berlangsung beberapa
bulan saja. Dedikasi yang tulus merupakan hal yang terpenting guna memajukan
pendidikan Indonesia.
Kedua peserta ini menaruh harapan
besar bagi sekolah yang mereka tempati mengabdi selama setahun. “Harapanku
terhadap sekolah ialah agar anak-anak murid saya bisa menjadi cerdas dan
berguna bagi nusa dan bangsa. Guru-guru yang ada disini juga agar lebih peduli
kebutuhan siswa akan pendidikan,” tutur Jeje’.“Sepeninggalanku, semoga siswa
siswiku nantinya mampu membaca dan berhitung dengan lancar. Guru-gurunya dapat
hadir tepat waktu, dan mengabdi setulusnya demi kemajuan pendidikan anak-anak
ini," tambah Fitri.
//Humas Asrama PPG SM3T VI UNM//
Penulis:
Noprianto Haran Juk
Editor :
Irmawati
Publikasi :
Julhan Rongga
Rahmad Prabowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar