Prof. Dr. H. Ramli Umar, M.Si. dalam sambutannya menjelaskan bahwa kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaan PPG mengalami beberapa pembaharuan khususnya bagaimana mewujudkan guru-guru profesional yang disesuaikan dengan kondisi IPTEK. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ibu Eni Susanti bahwa pihaknya telah merevisi pedoman Uji Kompetensi Mahasiswa PPG (Ukom PPG). “Bedanya kalau sekarang penilaiannya bertahap. Jadi sekarang sistemnya exit-exam. Kalau dulu, UTN-nya jadi momok menakutkan, sekarang Ukomnya jadi malaikat pencabut nyawa” ujarnya disambut dengan suara riuh mahasiswa PPG SM3T UNM.
Menurut Eni, Ukom PPG kali ini membenahi semua kompetensi, meliputi kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Namun menurutnya, mahasiswa PPG SM3T tak perlu risau selama mengetahui dan mampu menjalankan kiat-kiat dalam menghadapi Ujian Kompetensi Mahasiswa (Ukom) PPG, “Pertama, pahami dulu landasan hukumnya. Guru itu harus seperti apa. Apa yang harus dituntut dari seorang guru. Dari sisi profesional dan dari sisi pedagogik mungkin bisa mendapatkan tambahan dari pihak LPTK. Tapi untuk kompetensi sosial dan kepribadian itu hanya kita yang bisa mengasah,” jelasnya dalam kesempatan wawancara bersama humas usai acara.
“Kita harus bisa mengenali gaya kita seperti apa. Karena dengan mengenali diri kita sendiri itu akan meng-upgrade apa yang ada pada diri kita sendiri saat ini. Saya nggak bisa memberikan masukan harus begini-begini. Karena gaya kita masing-masing itu akan berbeda. Jangan jadikan sesuatu (Ukom PPG) itu menakutkan. Kalau kita sudah kenal, kita sudah sayang dengan diri kita, nggak ada lagi yang akan membuat kita takut,” tambahnya.
Selama acara berlangsung, Ibu Eni Susanti yang begitu hangat tapi tegas ini turut membahas beberapa topik yang menarik. Salah satunya seperti, alasan pelarangan menikah selama program PPG, cara menyikapi potensi, prestasi, motivasi dan mimpi dalam tahap menjadi guru profesional, serta apresiasinya terhadap mahasiswa PPG SM3T VI UNM sebagai pelopor pembuatan taman baca dari 23 LPTK penyelenggara program PPG SM3T.
Topik yang tak kalah menariknya, terkait program GGD (Guru Garis Depan) yang menurutnya tak perlu terlalu diharapkan oleh mahasiswa PPG SM-3T, “Kalau GGD sama aja kayak kalian mengharapkan durian runtuh yang belum tahu kapan kalian akan mendapatkannya. Jangan terlalu banyak berharap pada GGD Karena kebijakan pemerintah itu selalu berubah. Kementerian itu membicarakan segalanya secara makro.” katanya di pertengahan acara.
Menurutnya, yang terpenting saat ini bagaimana mahasiswa PPG SM-3T dapat lulus dan berhak menyandang gelar Gr. serta mengantongi sertifikat pendidik dan benar-benar menjadi guru yang profesional.
//Humas Asrama PPG SM-3T UNM//
Penulis:
Akrima Dewi, S.Pd.
Editor:
Irmawati, S.Pd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar