"Laki-laki di Balik Bantal"
(Rose Ruli)
Kau bukanlah sebatas karya kamera seluler milikku
yang diam terpaku dalam penjara bingkai waktu
Meski jelas bibirmu beku tanpa gerak a, i, u
Sorot matamu tak henti beri balas tentang kemarinku
Kaulah laki-laki di balik bantal kepalaku
Maya yang kukejar di siang dan malamku
Semu yang keluyuran di lamun dan mimpiku
Tokoh yang hilang di tengah klimaks hari rabu
Jika ada yang lebih ampuh dari maki akan kuucap itu
Biar puas seluruh aku
Agar tiada lagi malu yang palsu
Meski harus buatmu semakin lari dariku
Kaulah laki-laki di balik bantal kepalaku
Tokoh yang hilang di tengah klimaks hari rabu
Si tertuduh yang membisu karena pilihan dia atau aku
Penipu yang rajin menanak rindu di ubun-ubunku
Hei kau, laki-laki di balik bantal kepalaku
Kucatat setahun sebelum hari ini di memoriku tentangmu
Persiapan pernikahan kawanmu malam itu
Pertama kali kau panggil aku kekasihmu
Hari-hari setelahnya tak usah kujelaskan padamu
Aku yakin kau pun mampu sebutkan satu per satu
Tiada indah yang tak kau upayakan kala itu
Sudah seperti ratu saja diriku
Ah, kurang ajar kau!
Seenaknya tinggalkan janji untuk hari wisudaku
Bahkan kau janjikan pula hari yang lebih manis setelah itu
Sungguh, kecewaku tiada tuntas sebelum bukti melunasi hutang janjimu padaku
Kaulah laki-laki di balik bantal kepalaku
Tokoh yang hilang di tengah klimaks hari rabu
Aku ingin hanya ada malam di hari-hariku
Agar terus kumimpikan ilustrasi kemarin bersama bayangmu
(Rusunawa, 20 April 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar