Makassar,
(Humas Asrama PPG SM-3T VI UNM) –Peringatan Hari Kartini ke-139 tahun ini
menjadi satu momentum yang sayang untuk dilewatkan. Mahasiswa PPG SM-3T UNM
Angkatan VI menggelar pentas seni dan budaya bertempat di Rusunawa UNM.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu malam (21/04/18) ini mengusung tema
“Semangat Kartini Memperkuat Daya Cipta dan Masa Depan Kreativitas
Pendidik". Kegiatan ini turut dihadiri oleh direktur P3G (Program
Pendidikan Profesi Guru) UNM dan jajarannya beserta pihak MSI (Masyarakat SM-3T
Institute).
Acara Menghibur Namun Sakral
Konsep
menghibur namun sakral ditambah keseriusan tim panitia dalam merancang acara
membuat kegiatan berjalan dengan spektakuler. Sepanjang acara berlangsung,
pandangan penonton berpusat pada panggung yang menyuguhkan kejutan di setiap
penampilannya. Penggambaran situasi ini diperkuat dengan kesan dari Dr. Andi Muhammad Irfan, ST., MT. selaku
Sekretaris UPT P3G UNM yang menilai totalitasnya panitia dalam pengemasan acara.
Pengemasan
acara kali ini sengaja dibuat berbeda dengan pagelaran seni dan budaya
sebelumnya. Hal yang menjadi pembeda terlihat dari sentuhan musik dan tata
cahaya yang dramatis, pemakaian batik dan kebaya oleh seluruh masyarakat PPG
SM-3T UNM, peliputan secara langsung di media sosial, hingga photobooth dan photobooth props sebagai bagian dari pernak-pernik acara.
Kesakralan
acara dalam kegiatan ini dapat kita temukan dalam penampilan drama tari musikal
“Kartini Zaman Now”, tari Kartini kontemporer, pembacaan puisi “Kukenang dan
Kupuja Engkau di 21 April”, Balada Sumilah, dan menyanyikan lagu bertemakan Kartini.
Drama Tari Musikal “Kartini Zaman
Now”
Drama
musikal “Kartini Zaman Now” menceritakan perbandingan antara perempuan zaman
dahulu dengan perempuan masa kini. Pementasan ini dimainkan oleh tim dari Biro
Pendidikan dan Pelatihan.
Meski
singkat, konsep cerita habis gelap terbitlah terang terpaparkan dengan
jelas. Para pemain menghayati perannya
dengan baik. Setiap mimik dan kalimat yang ke luar dari para pemain membuat
penonton tak sadarkan diri bahwa drama telah usai.
Kontes Pemilihan Kartini Asrama PPG
SM-3T UNM Angkatan VI
Bagi
perempuan, Kartini merupakan salah satu sosok pahlawan yang patut untuk
dijadikan sebagai panutan. Oleh karena itu, panitia peringatan Hari Kartini
mengadakan kontes pemilihan Kartini Asrama PPG SM-3T UNM Angkatan VI.
Kontes
ini diikuti oleh 8 peserta yang berasal dari 8 jurusan PPG SM-3T UNM (Jurusan
Matematika, Fisika, PGSD, Sosiologi, Bahasa Indonesia, Geografi, PKn, dan Ekonomi). Penilaian di
ambil dari tes catwalk, pengetahuan
umum, dan busana yang dipakai.
Hasil
akhir menunjukkan Fitri Dwikapermatasari dari Jurusan PGSD meraih urutan ketiga.
Posisi kedua di tempati oleh Astika
Resti Wedayani dari Jurusan Matematika. Sedangkan juara satu diraih oleh Irmawati
dari Jurusan Bahasa Indonesia.
Irmawati
dinobatkan sebagai Kartini Asrama PPG SM-3T UNM mengalahkan ketujuh finalis lainnya.
Saat diwawancarai, dirinya masih tidak percaya menjadi pemenang. Namun
peristiwa ini memicu semangatnya untuk turut menjadi pejuang di bidang
pendidikan (guru profesional) seperti halnya Kartini meskipun bentuknya tak
serupa.
Penampilan Tari Kartini Kontemporer
yang Memukau
Kisah perjuangan Kartini tak hanya dapat disampaikan melalui tulisan, namun juga dalam bentuk tarian. Seolah mampu mewakili perasaan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, liukan badan yang luwes dari tim Tari Kartini Kontemporer mampu membuat penonton terpukau.
Rahmayanti
sebagai ketua tim tari menjelaskan bahwa Tari Kartini Kontemporer berisi kegelisahan
seorang Kartini. Ia prihatin melihat kondisi perempuan pribumi yang terkungkung
dengan budaya patriarki.
Kartini
pada akhirnya berani mengadopsi pemikiran perempuan Eropa yang bebas mengenyam
pendidikan. Baginya, perempuan layak memiliki hak yang sama dengan kaum lelaki.
Tari ini menjelaskan pemikiran dan perjuangan Kartini untuk mencapai emansipasi
wanita.
Putri
sebagai salah satu penari menjelaskan bahwa dirinya bangga bisa berpartisipasi
dalam pementasan Tari Kartini Kontemporer. Meskipun tari ini hanya dipelajari
selama satu bulan di setiap akhir pekannya, namun ia dan teman-temannya dapat
memberikan penampilan terbaiknya.
Teropresinya (baca: tertindasnya) Perempuan dalam Balada
Sumilah
Bagaikan
pemain profesional, para pementas Balada Sumilah dari Divisi Sastra Biro Kesenian mampu menghipnotis penonton
dengan totalitas aktingnya. Keempat pemain memainkan peran secara apik. Balada
Sumilah merupakan simbol teropresinya perempuan pada masa penjajahan. Para
perempuan yang direnggut kesuciannya menjadi kehilangan harga diri dan
mengalami penderitaan yang teramat panjang.
Balada
Sumilah merupakan kisah terenggutnya kesucian Sumilah oleh tentara Belanda. Tak
ada lagi orang yang bisa dijadikan sandaran hidupnya, termasuk Samijo
kekasihnya. Kisah ini diakhiri dengan Sumilah yang harus mengakhiri hidupnya di
sebuah palung sungai.
Kukenang dan Kupuja Engkau di 21 April
Kartiniku,
Engkau
Pahlawanku,
Kini
kaummu telah mencapai puncak tertinggi
dalam cita-citamu
Mereka
telah bermartabat dalam karir dan jabatan
Mereka
kami panggil,
‘yang
terhormat Ibu presiden’,
‘yang
terhormat Ibu menteri’,
‘yang
terhormat Ibu gubernur’,
‘yang
terhormat Ibu bupati’, dan
‘Yang
saya banggakan para Ibu karier, yang tak lagi terpenjara di sudut yang statis
“Habis
gelap terbitlah terang”
Penggalan
bait puisi di atas merupakan puisi berjudul “Kukenang dan Kupuja Engkau di 21 April” karya Ahmad
Jais mahasiswa PPG UNM Angkatan VI Jurusan Bahasa Indonesia. Nova Rulita
berhasil membawakan puisi tersebut dengan penuh penghayatan hingga membuat
penonton terpukau.
Puisi ini berisi tentang kekaguman penulis terhadap Kartini
yang gigih dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. Pergerakannya mampu
membuat perempuan masa kini turut menikmati kesetaraan yang dahulu nyaris tak
pernah didapatkan oleh kaum perempuan.
Membawakan
Lagu Ikonik Bertemakan Kartini
“Memang
Kenapa Bila Aku Perempuan” dan ”Ibu Kita Kartini” merupakan dua lagu yang
dipersembahkan oleh Divisi Musik Biro Kesenian untuk acara Peringatan Hari
Kartini kali ini.
Dua
lagu ini menjadi ikonik dalam peringatan Hari Kartini karena memiliki pengaruh
dalam memperkuat aura sakralnya acara.
Penampilan
lagu pertama dibawakan oleh Reski Andika, Agnes A Rangga, dan Desi Silvianti.
Ketiga perempuan berkebaya mustard ini
menyanyi dengan elegan dan penuh penghayatan. Lirik lagu “Memang Kenapa Bila
Aku Perempuan” melukiskan perjuangan Kartini dengan kepribadian yang cerdas dan
tangguh.
Setelah
lagu pertama usai, Divisi Musik Biro Kesenian mempersembahkan lagu “Ibu Kita
Kartini”. Lagu ini dibawakan oleh Agnes dan diiringi 8 mahasiswa PPG SM-3T UNM
Angkatan VI perwakilan masing-masing jurusan. Suasana menjadi semakin syahdu
ketika seluruh peserta menggemakan lagu “Ibu Kita Kartini” dengan khidmat.
Pemutaran Film Pendek Bertemakan
Kartini
Pemutaran
film pendek bertemakan Kartini menjadi acara penutup yang ditunggu-tunggu oleh
seluruh mahasiswa PPG SM-3T UNM. Pasalnya, lomba pembuatan film pendek yang
dilakukan oleh kedelapan jurusan PPG SM-3T angkatan VI akan diumumkan sekaligus
ditayangkan secara langsung.
Film
pendek terbaik jatuh kepada Jurusan Sosiologi dengan judul “Hari Kartini”.
Disusul juara ke-2 buah karya Jurusan Bahasa Indonesia dengan film berjudul
“Jerit”. Selain itu, Jurusan Matematika bertengger di urutan ke-3 dengan judul
film “Kartini Masa Kini”.
Penilaian
lomba diambil dari voting like video melalui facebook sekaligus penilaian
langsung dari tiga dosen yang berkompeten dibidangnya.
Pemaknaan Peringatan Hari Kartini
ke-139
R.A
Kartini merupakan salah satu bentuk representatif emansipasi kaum perempuan di
Indonesia khususnya dalam hal pendidikan.
Akmal
selaku ketua panitia acara peringatan Hari Kartini menjelaskan bahwa peringatan
Hari Kartini diharapkan menjadi sebuah momentum agar setiap perempuan memaknai
hasil perjuangannya dengan terus berprestasi dan berinovasi.
Berbeda
dengan Akmal, Andi M Arif selaku camat PPG SM-3T UNM lebih spesifik menilai
pemaknaan peringatan Hari Kartini dapat dilakukan dengan meluruskan niat dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurutnya, seluruh fasilitas yang diberikan
dari negara kepada seluruh mahasiswa PPG SM-3T UNM jangan sampai disia-siakan
hingga negara merugi. Tambahnya, kegiatan PPG yang hanya satu tahun ini
diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
//Humas Asrama PPG SM-3T UNM//
Penulis:
Akrima Dewi, S.Pd.
Editor:
Muhamad Suman, S.Pd.