Rabu, 25 April 2018

"Laki-laki di Balik Bantal," Oleh : Rose Ruli (Puisi)

"Laki-laki di Balik Bantal"
              (Rose Ruli)



Kau bukanlah sebatas karya kamera seluler milikku
yang diam terpaku dalam penjara bingkai waktu
Meski jelas bibirmu beku tanpa gerak a, i, u
Sorot matamu tak henti beri balas tentang kemarinku
Kaulah laki-laki di balik bantal kepalaku
Maya yang kukejar di siang dan malamku
Semu yang keluyuran di lamun dan mimpiku
Tokoh yang hilang di tengah klimaks hari rabu
Jika ada yang lebih ampuh dari maki akan kuucap itu
Biar puas seluruh aku
Agar tiada lagi malu yang palsu
Meski harus buatmu semakin lari dariku
Kaulah laki-laki di balik bantal kepalaku
Tokoh yang hilang di tengah klimaks hari rabu
Si tertuduh yang membisu karena pilihan dia atau aku
Penipu yang rajin menanak rindu  di ubun-ubunku
Hei kau, laki-laki di balik bantal kepalaku
Kucatat setahun sebelum hari ini di memoriku tentangmu
Persiapan pernikahan kawanmu malam itu
Pertama kali kau panggil aku kekasihmu
Hari-hari setelahnya tak usah kujelaskan padamu
Aku yakin kau pun mampu sebutkan satu per satu
Tiada indah yang tak kau upayakan kala itu
Sudah seperti ratu saja diriku
Ah, kurang ajar kau!
Seenaknya tinggalkan janji untuk hari wisudaku
Bahkan kau janjikan pula hari yang lebih manis setelah itu
Sungguh, kecewaku tiada tuntas sebelum bukti melunasi hutang janjimu padaku
Kaulah laki-laki di balik bantal kepalaku
Tokoh yang hilang di tengah klimaks hari rabu
Aku ingin hanya ada malam di hari-hariku
Agar terus kumimpikan ilustrasi kemarin bersama bayangmu


                 (Rusunawa, 20 April 2018)

Minggu, 22 April 2018

PESONA PERINGATAN HARI KARTINI PPG SM-3T UNM



Makassar, (Humas Asrama PPG SM-3T VI UNM) –Peringatan Hari Kartini ke-139 tahun ini menjadi satu momentum yang sayang untuk dilewatkan. Mahasiswa PPG SM-3T UNM Angkatan VI menggelar pentas seni dan budaya bertempat di Rusunawa UNM. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu malam (21/04/18) ini mengusung tema “Semangat Kartini Memperkuat Daya Cipta dan Masa Depan Kreativitas Pendidik". Kegiatan ini turut dihadiri oleh direktur P3G (Program Pendidikan Profesi Guru) UNM dan jajarannya beserta pihak MSI (Masyarakat SM-3T Institute).

Acara Menghibur Namun Sakral
Konsep menghibur namun sakral ditambah keseriusan tim panitia dalam merancang acara membuat kegiatan berjalan dengan spektakuler. Sepanjang acara berlangsung, pandangan penonton berpusat pada panggung yang menyuguhkan kejutan di setiap penampilannya. Penggambaran situasi ini diperkuat dengan kesan dari Dr. Andi Muhammad Irfan, ST., MT. selaku Sekretaris UPT P3G UNM yang menilai totalitasnya panitia dalam pengemasan acara.


Pengemasan acara kali ini sengaja dibuat berbeda dengan pagelaran seni dan budaya sebelumnya. Hal yang menjadi pembeda terlihat dari sentuhan musik dan tata cahaya yang dramatis, pemakaian batik dan kebaya oleh seluruh masyarakat PPG SM-3T UNM, peliputan secara langsung di media sosial, hingga photobooth dan photobooth props sebagai bagian dari pernak-pernik acara.
Kesakralan acara dalam kegiatan ini dapat kita temukan dalam penampilan drama tari musikal 

“Kartini Zaman Now”, tari Kartini kontemporer, pembacaan puisi “Kukenang dan Kupuja Engkau di 21 April”, Balada Sumilah, dan menyanyikan lagu bertemakan Kartini.

Drama Tari Musikal “Kartini Zaman Now”


Drama musikal “Kartini Zaman Now” menceritakan perbandingan antara perempuan zaman dahulu dengan perempuan masa kini. Pementasan ini dimainkan oleh tim dari Biro Pendidikan dan Pelatihan.

Meski singkat, konsep cerita habis gelap terbitlah terang terpaparkan dengan jelas.  Para pemain menghayati perannya dengan baik. Setiap mimik dan kalimat yang ke luar dari para pemain membuat penonton tak sadarkan diri bahwa drama telah usai.

Kontes Pemilihan Kartini Asrama PPG SM-3T UNM Angkatan VI
Bagi perempuan, Kartini merupakan salah satu sosok pahlawan yang patut untuk dijadikan sebagai panutan. Oleh karena itu, panitia peringatan Hari Kartini mengadakan kontes pemilihan Kartini Asrama PPG SM-3T UNM Angkatan VI. 

Kontes ini diikuti oleh 8 peserta yang berasal dari 8 jurusan PPG SM-3T UNM (Jurusan Matematika, Fisika, PGSD, Sosiologi, Bahasa Indonesia, Geografi, PKn, dan Ekonomi). Penilaian di ambil dari tes catwalk, pengetahuan umum, dan  busana yang dipakai. 


Hasil akhir menunjukkan Fitri Dwikapermatasari dari Jurusan PGSD meraih urutan ketiga. Posisi kedua di tempati oleh Astika Resti Wedayani dari Jurusan Matematika. Sedangkan juara satu diraih oleh Irmawati dari Jurusan Bahasa Indonesia. 


Irmawati dinobatkan sebagai Kartini Asrama PPG SM-3T UNM mengalahkan ketujuh finalis lainnya. Saat diwawancarai, dirinya masih tidak percaya menjadi pemenang. Namun peristiwa ini memicu semangatnya untuk turut menjadi pejuang di bidang pendidikan (guru profesional) seperti halnya Kartini meskipun bentuknya tak serupa.

Penampilan Tari Kartini Kontemporer yang Memukau
Kisah perjuangan Kartini tak hanya dapat disampaikan melalui tulisan, namun juga dalam bentuk tarian. Seolah mampu mewakili perasaan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, liukan badan yang luwes dari tim Tari Kartini Kontemporer mampu membuat penonton terpukau. 
Rahmayanti sebagai ketua tim tari menjelaskan bahwa Tari Kartini Kontemporer berisi kegelisahan seorang Kartini. Ia prihatin melihat kondisi perempuan pribumi yang terkungkung dengan budaya patriarki. 

Kartini pada akhirnya berani mengadopsi pemikiran perempuan Eropa yang bebas mengenyam pendidikan. Baginya, perempuan layak memiliki hak yang sama dengan kaum lelaki. Tari ini menjelaskan pemikiran dan perjuangan Kartini untuk mencapai emansipasi wanita.
Putri sebagai salah satu penari menjelaskan bahwa dirinya bangga bisa berpartisipasi dalam pementasan Tari Kartini Kontemporer. Meskipun tari ini hanya dipelajari selama satu bulan di setiap akhir pekannya, namun ia dan teman-temannya dapat memberikan penampilan terbaiknya.
 
Teropresinya (baca: tertindasnya) Perempuan dalam Balada Sumilah
Bagaikan pemain profesional, para pementas Balada Sumilah dari Divisi Sastra Biro Kesenian mampu menghipnotis penonton dengan totalitas aktingnya. Keempat pemain memainkan peran secara apik. Balada Sumilah merupakan simbol teropresinya perempuan pada masa penjajahan. Para perempuan yang direnggut kesuciannya menjadi kehilangan harga diri dan mengalami penderitaan yang teramat panjang. 


Balada Sumilah merupakan kisah terenggutnya kesucian Sumilah oleh tentara Belanda. Tak ada lagi orang yang bisa dijadikan sandaran hidupnya, termasuk Samijo kekasihnya. Kisah ini diakhiri dengan Sumilah yang harus mengakhiri hidupnya di sebuah palung sungai.

Kukenang  dan Kupuja Engkau di 21 April 
Kartiniku,
Engkau Pahlawanku,
Kini kaummu telah mencapai puncak tertinggi  dalam cita-citamu
Mereka telah bermartabat dalam karir dan jabatan
Mereka kami panggil,
‘yang terhormat Ibu presiden’,
‘yang terhormat Ibu menteri’,
‘yang terhormat Ibu gubernur’,
‘yang terhormat Ibu bupati’, dan  
‘Yang saya banggakan para Ibu karier, yang tak lagi terpenjara di sudut yang statis
“Habis gelap terbitlah terang”



Penggalan bait puisi di atas merupakan puisi berjudul “Kukenang  dan Kupuja Engkau di 21 April” karya Ahmad Jais mahasiswa PPG UNM Angkatan VI Jurusan Bahasa Indonesia. Nova Rulita berhasil membawakan puisi tersebut dengan penuh penghayatan hingga membuat penonton terpukau. 
Puisi ini berisi tentang kekaguman penulis terhadap Kartini yang gigih dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. Pergerakannya mampu membuat perempuan masa kini turut menikmati kesetaraan yang dahulu nyaris tak pernah didapatkan oleh kaum perempuan.


Membawakan Lagu Ikonik Bertemakan Kartini


“Memang Kenapa Bila Aku Perempuan” dan ”Ibu Kita Kartini” merupakan dua lagu yang dipersembahkan oleh Divisi Musik Biro Kesenian untuk acara Peringatan Hari Kartini kali ini.

Dua lagu ini menjadi ikonik dalam peringatan Hari Kartini karena memiliki pengaruh dalam memperkuat aura sakralnya acara.




Penampilan lagu pertama dibawakan oleh Reski Andika, Agnes A Rangga, dan Desi Silvianti. Ketiga perempuan berkebaya mustard ini menyanyi dengan elegan dan penuh penghayatan. Lirik lagu “Memang Kenapa Bila Aku Perempuan” melukiskan perjuangan Kartini dengan kepribadian yang cerdas dan tangguh. 
Setelah lagu pertama usai, Divisi Musik Biro Kesenian mempersembahkan lagu “Ibu Kita Kartini”. Lagu ini dibawakan oleh Agnes dan diiringi 8 mahasiswa PPG SM-3T UNM Angkatan VI perwakilan masing-masing jurusan. Suasana menjadi semakin syahdu ketika seluruh peserta menggemakan lagu “Ibu Kita Kartini” dengan khidmat.


Pemutaran Film Pendek Bertemakan Kartini
Pemutaran film pendek bertemakan Kartini menjadi acara penutup yang ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa PPG SM-3T UNM. Pasalnya, lomba pembuatan film pendek yang dilakukan oleh kedelapan jurusan PPG SM-3T angkatan VI akan diumumkan sekaligus ditayangkan secara langsung. 




Film pendek terbaik jatuh kepada Jurusan Sosiologi dengan judul “Hari Kartini”. Disusul juara ke-2 buah karya Jurusan Bahasa Indonesia dengan film berjudul “Jerit”. Selain itu, Jurusan Matematika bertengger di urutan ke-3 dengan judul film “Kartini Masa Kini”.
Penilaian lomba diambil dari voting like video melalui facebook sekaligus penilaian langsung dari tiga dosen yang berkompeten dibidangnya.
 
Pemaknaan Peringatan Hari Kartini ke-139
R.A Kartini merupakan salah satu bentuk representatif emansipasi kaum perempuan di Indonesia khususnya dalam hal pendidikan.
Akmal selaku ketua panitia acara peringatan Hari Kartini menjelaskan bahwa peringatan Hari Kartini diharapkan menjadi sebuah momentum agar setiap perempuan memaknai hasil perjuangannya dengan terus berprestasi dan berinovasi. 

Berbeda dengan Akmal, Andi M Arif selaku camat PPG SM-3T UNM lebih spesifik menilai pemaknaan peringatan Hari Kartini dapat dilakukan dengan meluruskan niat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurutnya, seluruh fasilitas yang diberikan dari negara kepada seluruh mahasiswa PPG SM-3T UNM jangan sampai disia-siakan hingga negara merugi. Tambahnya, kegiatan PPG yang hanya satu tahun ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. 


//Humas Asrama PPG SM-3T UNM// 
Penulis: Akrima Dewi, S.Pd.
Editor: Muhamad Suman, S.Pd.